Tuesday, August 26, 2014

My deep Sorrow

Hari ini tepat satu tahun sejak proses tulis - menulis, urus-mengurus blog ini terakhir dilakukan. Belum banyak hal ekstrim terjadi dalam hidup saya, but Still, I always feel gratefull for all that happens in my life. Satu-satu nya kejaadian traumatis adalah kepergian Paklek 3 bulan lalu untuk selamanya yang sangat mendadak dan bahkan nyaris tanpa kesakitan yang berarti, orang yang bahkan saya anggap seperti Ayah saya sendiri, laki-laki yang terdekat dengan saya sedari -bahkan sebelum saya dilahirkan- selain Bapak. 
Tempat saya mendulang inspirasi tentang arti hidup dan kehidupan yang sebenarnya, terdengar klise, tapi itulah adanya. saya belajar sangat banyak dari Almarhum. Lelaki sholeh yang tak pernah membiarkan dirinya tanpa sholat 5 waktu di Masjid. Lelaki yang tak pernah membiarkan waktu-waktunya berlalu tanpa melakukan hal yang bermakna. Seseorang yang selalu mensyukuri hidupnya dengan cara hidup sehat dengan sangat menjaga apa yang di makan dan sangat rutin berolahraga. Tapi Alloh berkehendak lain dengan memanggilnya bahkan nyaris tanpa sakit yang berarti hanya seperti orang yang sedang tidur dan diwaktu dimana doa-doa sangat diijabah. 2/3 malam.

Sampai hari ini bahkan sebagian rasa masih belum sepenuhnya memahami betapa kepergian ini terlalu tiba-tiba untuk kami, belum lagi sepenuhnya percaya dan air mata belum lagi sepenuhnya kering, bahkan hanya sekedar untuk menuliskannya dalam beberapa kalimat di blog ini, saya tidak sepenuhnya sanggup. Mungkin benarlah orang sering bilang, Orang baik cepat dipanggil (meninggal), Alloh menyanyanginya, lebih dari yang bisa kami dapat berikan. 

Hanya doa yang bisa menyambung rindu dan semoga bisa menerangi kubur, memudahkan langkah mendekat dan mendapat tempat terbaik padaNya. 

Paklek Jum, aku kangen.