Monday, July 5, 2010

Orang Miskin ga boleh sekolah ya,,,


Tahun ajaran baru 2010 – 2011 akan segera dimulai, sepanjang 2 pekan ini hiruk pikuk penyambutannya pun sudah mulai terasa di sendi-sendi kehidupan masyarakat kota ku dan mungkin kota-kota lainnya di Indonesia yang masih memiliki anggota keluarga usia sekolah ,terkecuali -tentu saja- sebagian kecil dari masyarakat (orangtua) yang masih asyik masyuk menghabiskan masa pergantian tahun ajaran ini dengan menikmati kemewahan lain,, untuk sekedar membayar perjuangan anaknya belajar selama setahun kebelakang bernama LIBURAN!!! (lupa rasanya kapan terakhir melakukan,,loh koq curhat??).
Tak pelak hal ini memaksa orang tua (yang tentu saja masih memiliki anak usia sekolah) harus kerja lebih ekstra dari biasanya, baik ekstra materi maupun ekstra fikiran. dan Adalah para orang tua yang anaknya akan memasuki jenjang satuan pendidikan yang baru (Misal dari SD ke SMP-red) yang tentu saja harus menyediakan ,,,ruang ekstra lebih banyak dihati untuk gelisah,,,ruang ekstra lebih banyak di otak untuk berfikir,,,ruang ekstra lebih banyak ibadah untuk berdoa dan tentu saja ruang (tanpa ‘r’) ekstra lebih banyak di kantong untuk membayar (hahaha). Tanya Mengapa??
Rasa-rasanya bagi mereka (para orangtua), belum lagi sepenuhnya hilang rasa harap-harap cemas itu (suasana ketika akan meng akhiri tahun ajaran lama,-red) tapi tiba-tiba sudah harus disadarkan kembali untuk menghadapi kenyataan baru bernama Tahun Ajaran baru. Suasana mencekam (weleh-weleh) dimulai ketika anaknya akan menghadapi Ujian Nasional yang konon katanya dijuluki Ujian Maut karena di sinyalir mampu merenggut nyawa,(hihihi syerem) kerepotan orang tua dalam hal ini ditandai dengan seberapa cekatan orang tua untuk mendaftarkan anak-anaknya les kanan-kiri untuk persiapan menghadapi ujian nasional dengan biaya bimbingan yang tak bisa dibilang murah, karena -tentu saja – ingin anaknya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan, akhirnya anak-anak yang tak mampu membayar biaya mengikuti les harus puas dengan hanya membayar (apaa??bayar??) uang foto copian soal-soal ujian tahun-tahun sebelumnya yang mereka dapat dari guru (plus banyak-banyak berdoa,!! T.T).
Kecemasan tentu saja tidak berhenti begitu saja setelah menerima selembar kertas yang bertuliskan LULUS/MENGULANG tapi juga akan berlanjut dengan kecemasan session Ramadhan (nahh loh,, sinetron) berikutnya yang dapat mengakibatkan susah makan, kurang tidur, badan pegal-pegal , dan susah buang air besar,,yaitu,,apakah Nilai Ujian yang telah diperoleh sang anak cukup dapat menghantarkannya kesekolah favorit hampir sebagian besar rakyat Indonesia yaitu SEKOLAH NEGERI, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa harga sekolah-sekolah swasta (yang mungkin memiliki kualitas) setinggi langit (lebay),, mau tidak mau,,sekolah negeri lah yang menjadi pilihan agar sang ibu tak perlu terlalu besar menulis anggaran sekolah yang bercampur dengan anggaran beli cabe (yg konon kabarnya ga akan turun sampe lebaran) plus anggaran lain yang siap-siap akan melonjak seiring kenaikan TDL (OHH no!!).
Namun apakah kecemasan berakhir setelah session ini?? Tentu tidak,,malah mungkin –jika dapat meminjam istilah penulisan drama dsb- telah memasuki klimaks nya

(to be continue)

No comments:

Post a Comment